Sabtu, 16 November 2013
ABBAD BIN BISYIR-SELALU DISERTAI CAHAYA ALLAH
Ketika Mush'ab bin Umeir tiba di Madinah-sebagai utusan dari Rasulullah
shallallahu alaihi wasalam untuk mengajarkan seluk beluk Agama kepada
orang-orang Anshar yang telah bai'at kepada Nabi dan membimbing mereka
melakukan shalat, maka'Abbad bin Bisyir radhiallahu anhu adalah seorang budiman
yang telah dibukakan Allah hatinya untuk menerima kebaikan. la datang
menghadiri majlis Mush'ab dan mendengarkan da'wahnya, lain diulurkan tangannya
mengangkat bai'at memeluk Islam. Dan semenjak saat itu mulailah ia menempati
kedudukan utama di antara orang-olang Anshar yang diridlai oleh Allah serta
mereka ridla kepada Allah ....
Kemudian Nabi
pindah ke Madinah, setelah lebih dulu orang-orang Mu'min dari.Eulekah tiba di sana.
Dan mulailah terjadi peperangan-peperangan dalam mempertahankan diri dari
serangan-serangan kafir Quraisy dan sekutunya yang tak henti-hentinya memburu
Nabi dan ummat Islam. Kekuatan pembawa cahaya dan kebaikan bertarung dengan
kekuatan gelap dan kejahatan. Dan pada setiap peperangan itu 'Abbad bin Bisyir
berada di barisan terdepan, berjihad di jalan Allah dengan gagah berani dan
mati-matian dengan cara yang amat mengagumkan ....
Dan mungkin
peristiwa yang kita paparkan di bawah ini dapat mengungkapkan sekelumit dari
kepahlawanan tokoh Mu'min ini....
Rasulullah
shallallahu alaihi wasalam dan Kaum Muslimin selesai menghadapi perang
Dzatur Riqa', mereka sampai di suatu tempat dan bermalam di sana, Rasulullah
shallallahu alaihi wasalam :memilih beberapa orang shahabatnya untuk berkawal
secara bergiliran. Di antara mereka terpiiih 'Ammar bin Yasir dan 'Abbad bin
Bisyir yang berada pada satu kelompok.
Karena
dilihat oleh 'Abbad bahwa kawannya 'Ammar sedang lelah, di usul kannyalah agar
'Ammar tidur lebih dulu dan ia akan berkawal. Dan nanti bila ia telah
mendapatban istirahat yang cukup, maka giliran 'Ammar pula berkawal
menggantikannya.
'Abbad
melihat bahwa lingkungan sehelilingnya aman. Maka timbullah fikirannya, kenapa
ia tidak mengisi waktunya dengan melakukan shalat, hingga pahala yang akan
diperoleh akan jadi berlipat ... ? Demikianlah ia bangkit melakukannya ....
Tiba-tiba
sementara ia berdiri sedang membaca sebuah surat Al-Quran setelah al-Fatihah
sebuah anak panah menancap di pangkal lengannya. Maka dicabutnya anak panah itu
dan diteruskannya shalatnya.....
Tidak lama
antaranya mendesing pula anak panah kedua yang mengenai anggota badannya.
Tetapi ia tak
hendak menghentikan shalatnya hanya dicabutnya anak panah itu seperti yang
pertama tadi, dan dilanjutkannya bacaan surat.
Kemudian
dalam gelap malam itu musuh memanahnya lalu untuk ketiga kalinya. 'Abbad
menarik anak panah itu dan mengakhiri bacaan surat. Setelah itu ia ruku' dan
sujud ...,sementara tenaganya telah lemah disebabkan sakit dan lelah.
Lalu antara
sujud itu diulurkannya tangannya kepada kawanya yang sedang tidur di sampingnya
dan ditarik-tariknya ia sampai terbangun.
Dalam pada
itu ia bangkit dari sujudnya dan membaca tasyahud, lalu menyelesaikan
shalatnya.
'Ammar
terbangun mendengar suara kawannya yang tak putus-putus menahan sakit:
"Gantikan daku mengawal ..., karena aku telah kena... !"'Ammar
menghambur dari tidurnya hingga menimbulkan kegaduhan dan takutnya musuh yang
menyelinap. Mereka melarikan diri, sedang 'Ammar berpaling kepada temannya
seraya katanya: "Subhanallah ... ! Kenapa saya tidak dibangunkan ketika
kamu dipanah yang pertama kali tadi...," Ujar 'Abbad: -
"Ketika
daku shalat tadi, aku membaca beberapa ayat al-Quran yang amat mengharukan
hatiku, hingga aku tak ingin untuk memutuskannya ... ! Dan demi Allah, aku
tidaklah akan menyia-nyiakan pos penjagaan yang ditugaskan Rasul kepada kita
menjaganya, sungguh, aku lebih suka mati daripada memutuskan bacaan ayat-ayat
yang sedang kubaca itu ... !"
'Abbad amat
cinta sebali kepada Allah, kepada Rasul dan kepada Agamanya .... Kecintaan itu
memenuhi segenap perasaan dan seluruh kehidupannya. Dan semenjak Nabi
shallallahu alaihi wasalam berpidato dan mengarahkan pembicaraannya
kepada Kaum Ansbar, ia termasuk salah seorang di antara mereka. Sabdanya:
"Hai
golongan Anshar... !
Kalian adalah inti, sedang golongan lain bagai kulit ari!
Maka tak mungkin aku dicederai oleh pihak kalian ..,!''
Kalian adalah inti, sedang golongan lain bagai kulit ari!
Maka tak mungkin aku dicederai oleh pihak kalian ..,!''
Semenjak itu,
yakni semenjak 'Abbad mendengar ucapan ini dari Rasulnya, dari guru dan pembimbingnya
kepada Allah, dan ia rela menyerahkan harta benda nyawa dan hidupnya di jaIan
Allah dan di JaIan Rasul-Nya ..., maka kita temui dia di arena pengurbanan dan
di medan iaga muncul sebagai orang pertama, sebaliknya di waktu pembagian
keuntungan dan harta rampasan, sukar untuk ditemubannya
Di samping
itu ia adalah seorang ahli ibadah yang tekun ..., seorang pahlawan yang gigih
dalam berjuang ...,seorang dermawan yang rela berqurban ...,dan seorang mu'min
sejati yang telah membaktikan hidupnya untuk keimanannya ini ... !
Keutamaannya
ini telah dikenai luas di antara shahabat-shahabat Rasul. Dan Aisyah
radhiallahu anha Ummul Mu'minin pernah mengatakan tentang dirinya:
Ada tiga orang Anshar yang keutamaannya tak dapat diatasi oleh seorang pun juga
yaitu:
Sa'ad bin Mu'adz, Useid bin Hudlair dan 'Abbad bin Bisyir... !"
Sa'ad bin Mu'adz, Useid bin Hudlair dan 'Abbad bin Bisyir... !"
Orang-orang
Islam angkatan pertama mengetahui bahwa 'Abbad adalah seorang tokoh yang
beroleh karunia berupa cahaya dari Allah .... Penglihatannya yang jelas dan beroleh
penerangan, dapat mengetahui tempat-tempat yang baik dan meyakinkan tanpa mencarinya
dengan susah-payah. Bahkan kepercayaan shahabat-shahabatnya mengenai cahaya ini
sampai ke suatu tingkat yang lebih tinggi, bahwa ia merupakan benda yang dapat terlihat.
Mereka sama sekata bahwa bila 'Abbad berjalan di waktu malam, terbitlah daripadanya
berkas-berkas cahaya dan sinar yang menerangi baginya jalan yang akan ditempuh ....
Dalam peperangan
menghadapi orang-orang murtad sepeninggal Rasulullah shallallahu alaihi wasalam
maka 'Abbad memikul tanggung jawab dengan keberanian yang tak ada taranya ... i
Apalagi dalam pertempuran Yamamah di mana Kaum Muslimin menghadapi balatentara yang
paling kejam dan paling berpengalaman dibawah pimpinan Musailamatul Kaddzab,
'Abbad melihat bahaya besar yang mengancam Islam. Maka jiwa pengurbanan dan teras
kepahlawanannya mengambil bentuk sesuai dengan tugas yang dibebankan oleh keimanannya,
dan meningkat ke taraf yang sejajar dengan kesadarannya akan bahaya tersebut, hingga
menjadikannya sebagai prajurit yang berani mati, yang tak menginginkan kecuali mati
syahid di jalan Ilahi ....
Sehari sebelum
perang Yamamah itu dimulai,'Abbad mengalami suatu mimpi yang tak lama antaranya
diketahui Ta'birnya secara gamblang dan terjadi di arena pertempuran sengit yang
diterjuni oleh Kaum Muslimin.
![]() |
ABBAD BIN BISYIR-SELALU DISERTAI CAHAYA ALLAH |
Dan marilah kita
panggil seorang shahabat mulia Abu Sa'id al-Khudri radhiallahu anhu untuk menceritakan
mimpi yang dilihat oleh 'Abbad tersebut begitu pun Ta'birnya, serta peranannya
yang mengagumkan dalam pertempuran yang berakhir dengan syahidnya....
Demikian cerita Abu Sa'id: " 'Abbad bin Bisyir mengatakan kepadaku: -- "Hai Abu
Demikian cerita Abu Sa'id: " 'Abbad bin Bisyir mengatakan kepadaku: -- "Hai Abu
Sa'id! Saya bermimpi
semalam melihat langit terbuka untukku, kemudian tertutup lagi ... !
Saya yakin bahwa ta'birnya insya Allah saya akan menemui syahidnya ... !" "Demi Allah!" ujarku, "itu adalah mimpi yang baik ... !"
Saya yakin bahwa ta'birnya insya Allah saya akan menemui syahidnya ... !" "Demi Allah!" ujarku, "itu adalah mimpi yang baik ... !"
"Dan di waktu
perang Yamamah itu saya lihat ia berseru kepada orang-orang Anshar: "Pecahkan
sarung-sarung pedangmu dan tunjukkan kelebihan kalian .. !"
Maka segeralah
menyerbu mengiringkannya sejumlah empat ratus orang dari golongan Anshar hingga
sampailah mereka ke pintu gerbang taman bunga, lalu bertempur dengan gagah
berani.
Ketika itu 'Abbad
-- semoga Allah memberinya rahmat menemui syahidnya. Wajahnya saya lihat penuh dengan
bekas sambaran pedang, dan saya mengenalnya hanyalah dengan melihat tanda yang terdapat
pada tubuhnya ... !"
Demikianlah 'Abbad
meningkat naik ke taraf yang sesuai untuk memenuhi kewajibannya sebagaiseorang Mu'min
dari golongan Anshar, yang telah mengangkat bai'at kepada Rasul untuk membaktikan
hidupnya bagi Allah dan menemui syahid di jalan-Nya ...
Dan tatkala pada
permulaannya dilihatnya neraca pertempuran sengit itu lebih berat untuk kemenangan
musuh, teringatlah olehnya ucapan Rasulullah terhadap Kaumnya golongan Anshar:
-- "Kalian
adalah inti ... ! Maka tak mungkin saya dicederai oleh pihak kalian!"
Ucapan itu memenuhi
rongga dada dan hatinya, hingga seolah-olah sekarang ini Rasulullah masih berdiri,
mengulang-ulang kata-katanya itu ... 'Abbad merasa bahwa seluruh tanggung jawab
peperangan itu terpikul hanya di atas bahu golongan Anshar semata ...atau di atas
bahu mereka sebelum golongan lainnya ... ! Maka ketika itu naiklah ia ke atas sebuah
bukit lalu berseru: -- "Hai golongan Anshar ... ! Pecahkan sarung-sarung pedangmu,
dan tunjukkan keistimewaanmu dari golongan lain... !"
Dan ketika seruannya
dipenuhi oleh empat ratus orang pejuang, 'Abbad bersama Abu Dajanah dan Barra' bin
Malik mengerahkan rnereka ke taman maut, suatu taman yang digunakan oleh
Musailamah sebagai benteng pertahanan…..dan pahlawan besar itu pun berjuanglah
sebagai layaknya seorang laki-laki, sebagai seorang Mu'min ..., dan sebagai
seorang warga anshar ....
Dan pada hari
yang mulia itu, pergilah 'Abbad menemui syahidnya .,. ! Tidak salah mimpi yang
dilihat dalam tidurnya semalam ,,. ? Bukankah ia melihat langit terbuka,
kemudian setelah ia masuk ke celahnya yang terbuka itu, tiba-tiba langit
bertaut dan
tertutup kembali... ! Dan mimpi itu dita'wilkannya bahwa pada pertempuran
yang akan terjadi ruhnya akan naik ke haribaan Tuhan dan penciptanya
Sungguh,
benarlah mimpi itu dan benarlah pula ta'birnya ... ! Pintu-pintu langit telah
terbuka untuk menyambut ruh 'Abbad bin Bisyir dengan gembira, yakni searang
tokoh yang oleh Allah diberi cahaya....

Author: Robert Yulisman
Seorang Anak dari Ranah Minang yang tinggal di Kota Padang Panjang. Read More →
Related Posts:
Tokoh Islam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: